
Kegalauan Pesilat Akibat Keberadaan Pesilat Putri Baru
Di kaki Gunung Ciremai, suasana padepokan silat selalu penuh dengan semangat dan keuletan. Namun, pada sore hari ini, terjadi sesuatu yang berbeda. Bukan karena latihan yang lebih berat atau jurus baru yang dikuasai, melainkan karena kehadiran pesilat putri baru yang membuat para pesilat cowok di sana langsung salah tingkah. Kecantikan dan aura yang dimilikinya berhasil mengalihkan fokus latihan mereka.
Setelah selesai latihan, Odet, Gugun, Risti, Rin Rin, dan Apik berkumpul di teras padepokan untuk menikmati gorengan dan teh hangat. Mereka mulai bercerita tentang pengalaman mereka selama latihan.
Rin Rin mengeluh, "Aduh, latihan hari ini berat banget ya. Kayaknya badan udah remuk semua."
Apik menjawab, "Iya, Rin. Tapi tadi ada yang lebih berat lagi dari latihan, yaitu nahan fokus!"
Risti penasaran, "Nahan fokus? Emang kenapa, Pik? Kamu tadi ngelamun pas latihan?"
Apik melirik Odet dan Gugun yang sedang tersenyum, lalu menjawab, "Nggak ngelamun, Ris. Tapi tadi, ada 'pemandangan' yang bikin mata ini nggak mau kedip."
Gugun langsung menyela, "Bener banget, Pik! Jurus tendanganku tadi kayaknya jadi agak belok kanan kiri deh, saking nggak fokusnya!"
Odet malu-malu, "Heh, Gun! Jangan dibuka-buka rahasia negara dong! Nanti ketahuan!"
Risti curiga, "Rahasia apa sih? Ada apa ini? Jangan-jangan kalian berdua tadi nyolong gorengan di dapur?"
Apik membela diri, "Bukan, Ris! Ini lebih parah dari nyolong gorengan. Tadi itu… (melirik Odet dan Gugun lagi, lalu berbisik) ada anak baru yang cantik banget! Rambutnya panjang, terus gerakannya lentur banget pas jurus harimau lapar."
Rin Rin terkejut, "Hah?! Seriusan?! Aku kok nggak liat ya? Tadi aku cuma fokus sama gerakan Kang Udin."
Gugun menjawab, "Ya jelas kamu nggak liat, Rin. Kamu kan matanya cuma ke senior aja. Kita berdua ini dari awal latihan udah kayak scanner, nyari objek yang indah!"
Odet menoyor kepala Gugun pelan, "Kampret, Gun! Jangan lebay gitu dong! Tapi emang sih, dia tadi pas muter-muter jurus, kayak ada aura bunga-bunga bermekaran di sekelilingnya."
Risti tertawa, "Aura bunga-bunga? Kalian ini halu semua ya? Aku aja nggak ngeh kalo ada anak baru yang cantik. Emang secantik apa sih?"
Apik menjelaskan, "Pokoknya, kalo dia lewat, rasanya udara di padepokan jadi lebih seger, Ris! Terus keringat di jidat tiba-tiba nggak kerasa!"
Gugun menambahkan, "Aku tadi sampe lupa napas loh pas dia lagi latihan jurus kembangan. Pikirku, 'Ya ampun, ini bidadari nyasar ke padepokan silat apa gimana?'"
Odet menimpali, "Nah, itu dia! Makanya tadi pas guru nyuruh push-up, aku jadi nggak kuat. Bukan karena capek, tapi karena saking terpesonanya!"
Risti tertawa terbahak-bahak, "Alasan! Itu mah karena kalian emang malas push-up aja dari dulu! Ngaku!"
Apik membela diri, "Bukan malas, Ris! Ini namanya mind-blown! Pikiran kita itu lagi fokus sama keindahan, jadi lupa sama kewajiban!"
Rin Rin ingin tahu lebih lanjut, "Jadi, besok kita latihan lagi ya? Aku jadi penasaran pengen liat dia. Siapa tahu aku bisa belajar jurus kembangan biar selentur dia."
Gugun memastikan, "Pasti latihan lagi dong, Rin! Besok aku bakal jadi yang pertama dateng ke padepokan! Biar bisa latihan di dekatnya!"
Odet langsung menyela, "Jangan harap, Gun! Aku yang duluan! Aku udah punya strategi, besok mau nanya-nanya jurus ke dia. Modus dikit nggak papa lah ya."
Risti dengan senyum jahil melirik Odet, "Modus ya, Od? Awas aja kalo nanti ketahuan! Udah, mending kalian fokus latihan jurus beneran aja. Jangan sampai jurus kalian jadi jurus 'mata keranjang' semua!"
Semua tertawa. Odet dan Gugun saling senggol, merasa terpojok tapi juga menikmati kegalauan mereka. Sore itu di kaki Gunung Ciremai, bukan hanya suara pukulan dan tendangan, tapi juga gelak tawa yang riuh karena pesona seorang pesilat cantik.
0 Comments