Nyawiji: Makna, Arti, dan Nilai yang Terkandung

Featured Image

Nilai-Nilai Kesatria dalam Budaya Jawa

Dalam budaya Jawa, terdapat berbagai nilai luhur yang menjadi pedoman dalam membentuk karakter manusia yang mulia. Salah satu aspek penting dari nilai-nilai ini adalah empat prinsip kesatria: Nyawiji, Greget, Sengguh, dan Ora Mingkuh. Keempat nilai ini tidak hanya relevan dalam konteks seni tradisional seperti jemparingan dan joged Mataram, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Nyawiji dan Nilai-Nilai Kesatria Mataram?

Nyawiji, Greget, Sengguh, dan Ora Mingkuh merupakan pilar utama dalam seni tradisional Mataram. Keempat nilai ini bukan hanya sekadar pedoman teknis, tetapi juga filosofi hidup yang menekankan keseimbangan antara pikiran, jiwa, dan tindakan. Berikut penjelasan masing-masing:

Nyawiji
Arti dari Nyawiji adalah fokus penuh atau konsentrasi tanpa ketegangan jiwa. Dalam konteks seni, Nyawiji mengacu pada kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tindakan yang dilakukan, baik itu memanah dalam jemparingan maupun menari dalam joged Mataram. Konsentrasi ini bukan berarti kehilangan kesadaran, melainkan tetap sadar dan terkendali sepenuhnya, sehingga gangguan eksternal tidak dapat mengalihkan fokus.

Greget
Greget merujuk pada semangat yang membara atau dinamika batin yang kuat. Semangat ini harus dikendalikan agar tidak menjadi emosi yang kasar atau tidak terkendali. Dalam joged Mataram, Greget adalah "api dalam jiwa" yang membuat seorang penari mampu menghidupkan karakter yang dibawakan, bahkan saat tidak sedang menari. Semangat ini bersifat alami dan tidak bisa diajarkan, tetapi dapat disalurkan dengan bimbingan yang tepat.

Sengguh
Sengguh berarti percaya diri tanpa kesombongan. Ini adalah keyakinan penuh terhadap kemampuan diri sendiri, yang memungkinkan seseorang tampil dengan penuh wibawa dan menyampaikan pesan melalui seninya. Dalam joged Mataram, seorang penari dengan Sengguh mampu memadukan gerakan dan ekspresi menjadi satu kesatuan yang utuh, memberikan dampak positif kepada penonton tanpa merasa superior.

Ora Mingkuh
Arti dari Ora Mingkuh adalah pantang menyerah atau bertanggung jawab penuh atas komitmen yang telah dibuat. Nilai ini mencerminkan keteguhan hati, kesetiaan, dan keberanian untuk menghadapi tantangan dengan pengorbanan, menjalankan tugas hingga tuntas tanpa mundur di tengah jalan.

Penerapan Nilai-Nilai dalam Jemparingan Gaya Mataram

Dalam jemparingan gaya Mataram, keempat nilai ini menjadi landasan utama yang membedakannya dari teknik panahan lainnya. Tidak seperti panahan modern yang mengandalkan ketepatan visual, pemanah jemparingan Mataram memanah dalam posisi bersila dan membidik dengan "hati" (manah), bukan hanya mata. Filosofi ini terkait erat dengan prinsip pamenthanging gandewa pamanthenging cipta, yang berarti membentangkan busur sejalan dengan konsentrasi penuh pada sasaran. Dalam konteks ini:

  • Nyawiji tercermin dalam fokus pemanah untuk menyatukan pikiran dan hati saat membidik.
  • Greget terlihat dari semangat yang mendorong pemanah untuk memberikan usaha terbaik.
  • Sengguh muncul dalam keyakinan bahwa anak panah akan mencapai sasaran dengan tepat.
  • Ora Mingkuh diwujudkan melalui komitmen untuk terus berlatih dan bertanggung jawab atas setiap tembakan.

Filosofi ini mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan, seseorang harus fokus, bersemangat, percaya diri, dan bertanggung jawab—nilai yang relevan tidak hanya dalam seni, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan Nilai-Nilai dalam Joged Mataram

Dalam joged Mataram, keempat nilai ini menjadi inti dari penampilan seorang penari. Joged Mataram adalah seni tari tradisional yang menekankan kepekaan batin dan ekspresi yang halus. Berikut adalah bagaimana nilai-nilai ini diterapkan:

  • Nyawiji: Penari harus fokus sepenuhnya pada peran yang dibawakan, tanpa terganggu oleh lingkungan sekitar. Konsentrasi ini membuat penari tetap "hadir" dalam tarian, bukan sekadar melakukan gerakan mekanis.
  • Greget: Semangat batin seorang penari membuat karakternya hidup, bahkan saat ia sedang diam atau tidak menari. Guru tari di istana Yogyakarta dapat melihat apakah seorang penari memiliki Greget alami, yang kemudian disalurkan ke ekspresi yang terkendali dan bermakna.
  • Sengguh: Penari harus tampil dengan penuh keyakinan, menyatukan gerakan, ekspresi, dan misi seni untuk menyampaikan pesan kepada penonton. Sengguh membuat penari tampak sebagai fenomena seni yang utuh, bukan hanya individu yang menari.
  • Ora Mingkuh: Penari harus setia pada komitmennya untuk menghidupkan karakter dengan penuh tanggung jawab, bahkan jika menghadapi tantangan seperti kelelahan atau tekanan pentas.

Keempat nilai ini memastikan bahwa joged Mataram bukan hanya sekadar tarian, tetapi juga medium untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan membentuk karakter mulia.

Post a Comment

0 Comments