Mural One Piece di Sragen: Tidak Relevan dengan Nasionalisme

Featured Image

Fenomena Bendera One Piece di Kabupaten Sragen

Di tengah ramainya persiapan menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, kabupaten Sragen kembali menjadi perhatian setelah terjadi penghapusan mural bergambar bajak laut dari serial anime One Piece. Fenomena ini menarik perhatian masyarakat dan memicu berbagai reaksi.

Dandim 0725/Sragen, Letkol Inf Ricky Julianto Wuwung, menjelaskan bahwa pihak TNI/Polri tidak melarang kebebasan berekspresi. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga persatuan bangsa dalam momen penting seperti ini.

"Kita hanya ingin menjaga agar tidak ada upaya-upaya pihak tertentu yang ingin memecah belah persatuan bangsa dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI," ujarnya.

Ia juga mengimbau kepada warga Sragen untuk memperingati HUT ke-80 dengan nuansa merah putih dan menghias kampung dengan indah. Ia menegaskan bahwa imbauan tersebut bukanlah tindakan yang mengancam demokrasi.

"Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa, mari bersatu, jangan biarkan kebersamaan dan persatuan ini dipecah belah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," tambahnya.

Penghapusan mural tersebut dilakukan melalui koordinasi antara aparat, perangkat desa, dan warga setempat. Hasil koordinasi tersebut menyatakan bahwa gambar tersebut perlu dihapus karena sedang berada dalam momen penting menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

"Ruang publik seharusnya diisi dengan simbol-simbol resmi kenegaraan seperti bendera merah putih, bukan gambar-gambar dari tren budaya populer yang tidak relevan dengan semangat nasionalisme," jelas Dandim.

Pendekatan yang dilakukan dilakukan secara persuasif dengan memberikan pemahaman kepada warga yang menggambar. Pihak Babinsa bersama perangkat desa dan warga setempat sepakat untuk menghapus gambar tersebut secara sukarela tanpa ada paksaan. Proses penghapusan dilakukan dengan tertib, baik-baik, serta disertai edukasi mengenai pentingnya menjaga citra negara.

Fenomena Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI

Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, jagat maya diramaikan oleh kemunculan fenomena tak biasa: berkibarnya bendera bajak laut dari serial anime One Piece di sejumlah wilayah Indonesia.

Peristiwa ini menuai reaksi beragam dari warganet hingga pakar hukum tata negara. Fenomena ini pertama kali mencuat ke publik pada akhir Juli 2025, saat foto dan video yang memperlihatkan bendera bergambar tengkorak berjanggut dengan topi jerami—identik dengan Jolly Roger milik kelompok Topi Jerami dalam serial One Piece—berkibar di beberapa titik pemukiman warga viral di media sosial.

Banyak warga, terutama generasi muda, menganggap fenomena ini sebagai bentuk kreativitas dan ekspresi budaya populer. Namun, sebagian lain menilai tindakan tersebut kurang tepat, apalagi jika dilakukan dalam konteks peringatan hari kemerdekaan negara.

Warganet terbelah antara yang membela kebebasan berekspresi dan yang menekankan pentingnya menjaga wibawa simbol nasional. Fenomena bendera One Piece menjelang HUT RI ini menjadi cerminan betapa kuatnya pengaruh budaya pop Jepang di Indonesia.

Namun demikian, para ahli dan pemerintah menekankan pentingnya membedakan antara ekspresi hiburan dan penghormatan terhadap simbol-simbol negara yang memiliki nilai historis dan nasionalisme yang tinggi.

Mengenal One Piece

One Piece adalah sebuah manga dan anime populer asal Jepang yang diciptakan oleh Eiichiro Oda. Serial ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1997 di majalah mingguan Weekly Shōnen Jump dan kemudian diadaptasi menjadi anime oleh Toei Animation sejak tahun 1999.

Hingga kini, One Piece masih berlanjut dan menjadi salah satu karya paling sukses sepanjang sejarah manga dan anime. One Piece menceritakan petualangan Monkey D. Luffy, seorang pemuda yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut. Luffy memiliki kemampuan tubuh seperti karet karena memakan Buah Iblis (Devil Fruit) bernama Gomu Gomu no Mi.

Ia memulai perjalanan mengarungi samudra Grand Line untuk mencari harta karun legendaris bernama One Piece, yang konon ditinggalkan oleh Raja Bajak Laut sebelumnya, Gol D. Roger. Dalam perjalanannya, Luffy membentuk kru bajak laut bernama Topi Jerami (Straw Hat Pirates) dan merekrut anggota-anggota dengan latar belakang dan kemampuan unik, seperti Zoro (ahli pedang), Nami (navigator), Sanji (koki), Usopp (penembak jitu), Chopper (dokter), Robin (arkeolog), Franky (tukang kapal), Brook (musisi), dan Jinbei (ahli karate ikan).

Post a Comment

0 Comments